ABSTRAK
Augmented Reality (AR) menawarkan manfaat potensial dalam pelatihan perakitan, namun terdapat kelangkaan penelitian tentang retensi pengetahuan saat menggunakan model 3D dan hamparan animasi melalui Mobile Augmented Reality (MAR). Studi ini menyelidiki pengaruh aplikasi MAR, yang memanfaatkan prinsip pensinyalan melalui model animasi 3D, terhadap perolehan dan retensi pengetahuan dalam tugas perakitan Internet of Things (IoT) yang kompleks. Dalam hal ini, studi ini mengembangkan kerangka kerja dan aplikasi MAR untuk memfasilitasi pelatihan perakitan IoT. Sebuah studi perbandingan dilakukan dengan 40 peserta, yang terbagi rata antara kelompok MAR dan kelompok manual kertas berdasarkan pengetahuan sebelumnya dan keakraban AR. Evaluasi tersebut terdiri dari tiga fase: pra-tes, pasca-tes langsung, dan pasca-tes tertunda. Pengumpulan data melibatkan tes pengetahuan, waktu penyelesaian tugas, tingkat kesalahan, kegunaan, dan umpan balik subjektif. Hasil menunjukkan perolehan pengetahuan yang signifikan di kedua kelompok, dengan kelompok MAR mencapai peningkatan sebesar 21% dan kelompok kertas sebesar 15%. Dalam hal retensi pengetahuan, kedua pendekatan tersebut sama-sama efektif dalam membantu pengguna mempertahankan pengetahuan dan meningkatkan kinerja penyelesaian tugas dengan mengurangi waktu penyelesaian tugas. Khususnya, kelompok MAR (tingkat kesalahan 0,5) membuat lebih sedikit kesalahan daripada kelompok paper (tingkat kesalahan 1,35). Selain itu, MAR menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi berdasarkan Perceived Usefulness, Ease of Use, dan NASA Task Load Index. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun kedua metode mendukung retensi pengetahuan, MAR memiliki akurasi dan kegunaan yang lebih baik, sehingga menjadikannya alat yang berharga untuk pelatihan perakitan IoT.
Mengevaluasi Perolehan dan Retensi Pengetahuan dalam Perakitan Sirkuit IoT Menggunakan Teknologi Augmented Reality Seluler
